Salah satu cagar budaya yang ada di Pulau Lombok dan menjadi salah satu destinasi wisata bersejarah adalah Taman Mayura. Taman ini memiliki cerita sejarah yang menarik untuk dikunjungi oleh wisatawan lokal maupun mancanegara.
Taman Mayura memiliki pandangan taman yang dapat memukau para wisatawan. Tentu saja, ini akan menarik wisatawan karena menawarkan sensasi wisata yang cukup berbeda dengan wisata lainnya yang ada di Pulau Lombok.
Destinasi wisata ini juga dijadikan sebagai bukti kerukunan umat beragama yang ada di Pulau Lombok. Taman ini identik dengan nuansa Bali, Jawa dan Lombok karena dibangun pada masa Kerajaan Bali masih berkuasa di Pulau Lombok.
Daftar Isi
Sejarah Taman Mayura
Melihat kembali kebelakang, Taman Mayura ini menyimpan banyak cerita masa kejayaan Kerajaan Bali di Pulau Lombok. Taman ini dibangun pertama kali di masa masa kerajaan Bali masih berkuasa di pulau Lombok, yaitu tahun 1744 Masehi oleh Raja Anak Agung Made Karangasem.
Tujuan pembangunan taman ini adalah ebagai kelengkapan bangunan puri (istana) raja. Dengan demikian taman ini berfungsi sebagai taman raja. Sebagai taman raja, komplek Taman Mayura juga terdapat tempat tinggal raja dalam arti ditempati oleh raja bila sedang beristirahat di taman.
Awal mulanya taman ini memiliki nama Taman Istana Kelepug, Kelepug sendiri diambil dari bunyi tetesan mata air yang berada di sana.
Namun ketika masa Raja Anak Agung Ngurah Karangasem taman ini dipenuhi dengan ular, sehingga sang raja diberikan solusi oleh para penasehat kerajaan untuk memelihara banyak burung merak untuk memangsa ular-ular yang ada disekitar taman.
Burung Merak dalam bahasa Sansekerta disebut dengan Mayura, dengan demikian nama taman ini diubah menjadi Taman Mayura.
Daya Tarik Taman Mayura
Atmosfer Religius dan Sejarah
Taman Mayura ini menawarkan suasana alam yang dibalut dengan kesan religius dan juga sejarah. Pada kawasan taman memiliki bentuk seperti sebuah istana yang ditata sedemikian rupa sehingga tampak bagaikan sebuah taman yang asri.
Di taman ini juga terdapat beberapa Pura yang merupakan tempat bersembahyang para umat Hindu. Terdapat empat pura utama yaitu Pura Padmasana, Pura Gunung Rinjani, Pura Gedong, dan Pura Ngelurah. Keempat wisata ini yang masih aktif digunakan, sehingga suasana religius sangat terasa.
Pura Gedong sering digunakan untuk peribadatan umat Hindu, bahkan dari berbagai penjuru dunia. Oleh karena itu Pura Gedong memiliki nama lain, yaitu Pura Jagad Rana.
Pura yang ada di taman terbuka untuk umum, sehingga wisatawan yang ingin sekedar melihat dan mengelilingi wilayah ini untuk dapat menambah pengalaman religiusitas ataupun pengetahuan di perbolehkan.
Namun terkadang akan wilayah pura akan ditutup pada hari tertentu, seperti misalnya pada Perayaan Galungan dan sebagainya.
Pemandangan yang Asri
Wisatawan yang berkunjung ke Taman Mayura akan melihat pemandangan suasana taman yang menyejukkan. Terdapat pepohonan-pepohonan yang mengelilingi area taman. Pohon-pohon yang ada di taman ini rata-rata adalah pohon mangga dan manggis.
Disekita pepohonan yang ada, wisatawan dapat merasakan kedamaian yang alami. Jalan-jalan sekitar taman pun di tata rapi dengan rumput hijau yang subur terawat.
Bukan hanya itu saja, tetapi terdapat juga sebuah kolam besar dengan air berwarna hijau yang menambah keasrian taman ini. Di tengah kolam terdapat sebuah bangunan yang disebut sebagai “Rat Kerte”, atau “Gili” (dalam bahasa Sasak berarti “pulau kecil”).
Rat Kerte atau Gili pada zaman dahulunya digunakan sebagai tempat untuk berkumpul, melakukan pertemuan atau rapat, serta untuk menerima tamu kerajaan.
Perpaduan Dua Nuansa
Di Taman Mayura ini sebenarnya terdiri dari dua nuansa yang berbeda. Perpaduan ini terlihat dari adanya patung-patung yang melambangkan perbedaan antar agama, patung ini berada di Bale Kambang. Patung-patung tersebut bercirikan Muslim, Cina, dan juga Jawa.
Patung yang memiliki ciri Muslim berada di bagian daerah Utara, Barat, dan Timur yang bersebelahan dengan linggih yang nuansanya sangat kental dengan Hindu. Selain itu, di zaman Belanda, Bale Kambang sendiri dipakai sebagai suatu tempat guna mengadili sebuah perkara.
Dengan demikianlah mengapa taman ini disebut sebagai bukti kerukunan umat beragama yang ada di Pulau Lombok.
Tradisi Selendang Merah
Terdapat sebuah tradisi unik di Taman Mayura, yaitu mengenai pemakaian selendang merah yang dengan diikat di pinggang ketika berkunjung. Tradisi untuk memakai selendang merah ketika berkunjung ini memiliki maksud tersendiri yaitu untuk menandakan bahwa sedang memasuki kawasan suci.
Pemakaian dari selendang merah pun memiliki aturan. Untuk wisatawan yang sudah menikah, selendang diikatkan di pinggang dengan ikatan di sebelah kiri dan untuk yang sedang menjalin ikatan pacaran yaitu di sebelah kanan. Sedangkan untuk wisatawan yang single ikatannya berada di tengah-tengah pinggang.
Lokasi Taman Mayura
Taman Mayura berlokasi di Jalan. Purbasari No.29, Kelurahan Mayura, Kecamatan. Cakranegara, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Lokasi taman ini berada di bagian timur dari Kota Mataram dan dekat dengan pusat perbelanjaan, sehingga sangat mudah untuk di akses.
Taman ini ditetapkan sebagai situs cagar budaya karena memiliki benda cagar budaya, bangunan cagar budaya, dan struktur cagar budaya sebagai hasil kegiatan manusia atau bukti kejadian pada masa lalu.
Transportasi ke Taman Mayura
Untuk berwisata ke Taman Mayura, wisatawan dapat menggunakan kendaraan pribadi seperti motor atau pun mobil. Jika wisatawan berkunjung beramai-ramai atau dengan rombongan, wisatawan bisa mengunjungi tempat ini dengan bus pariwisata.
Jika tidak ada memiliki kendaraan, kalian dapat menyewa kendaraan di sekitar tempat tinggal. Alternatif lainnya pun dapat menggunakan jasa ojek online untuk sampai ke tempat ini.
Rute Menuju Taman Mayura
Jarak tempuh Kota Mataram menuju situs bersejarah ini adalah 5 KM dengan waktu 15 menit. Waktu tempah ini tergantung dari kecepatan kendaraan dan kepadatan lalu lintas.
Berikut merupakan rute yang dapat ditempuh dari Kota Mataram :
Kota Mataram – Kantor Gubernur – Pejanggik – Cakranegara – Taman Mayura
Bagi wisatawan yang tidak dari arah Mataram untuk lebih jelasnya silahkan gunakan fitur penunjuk jalan atau rute di Aplikasi Google Maps ke lokasi peta yang dilampirkan dibawah.
Jam Buka Taman Mayura Lombok
Jam buka Taman Mayura adalah Jam 07.00 WITA sampai 18.00 WITA di setiap hari.
Biasanya destinasi ini akan ramai dikunjungi di hari libur pada Sabtu dan Minggu serta pada hari-hari libur sekolah, hari raya dan libur lainnya.
Bagi wisatawan yang ingin berkunjung waktu terbaik untuk datang ke wisata ini adalah ketika pagi hari dan sore hari. Biasanya di pagi dan sore hari akan bertemu dengan beberapa pengunjung yang melakukan aktivitas olahraga lari.
Harga Tiket Masuk Taman Mayura
Harga tiket masuk ke Taman Mayura adalah Rp. 5.000 per orang. Sedangkan untuk parkir kendaraan dikenakan biaya Rp. 2.000 per motor dan Rp. 5.000 per mobil.
Harga tiket yang ditetapkan untuk masuk ke situs bersejarah ini tergolong murah dikarenakan dapat menikmati keindahan yang ada serta belajar mengenai sejarah yang ada di Pulau Lombok.
Setiap harga yang tercantum di sini adalah harga yang berlaku ketika tulisan ini dibuat, harga dapat berubah sewaktu-waktu namun tetap tidak akan jauh berbeda dari harga yang kami cantumkan.
Fasilitas yang Tersedia
Fasilitas yang tersedia di destinasi situs cagar budaya ini sudah cukup memadai karena dikelola dengan dengan baik oleh pemerintah setempat. Berikut merupakan fasilitas yang tersedia di situs ini :
- Lahan parkir
- Kolam
- Taman
- Pura
- Toilet
- Gazebo
- Area lari
- Aula sanggar tari
- Warung makan dan minuman
- Penginapan sekitar
Penginapan Sekitar Taman Mayura
Untuk penginapan di sekitar destinasi ini berada di sekitar Kota Mataram, wisatawan dapat menggunakan kendaraan untuk sampai di penginapan yang berupa hotel.
Penginapan | Harga Per Malam |
---|---|
Sunwood Hotel Arianz | Rp 294.048 |
Hotel Orizatha | Rp 264.880 |
Idoop Hotel Lombok | Rp 264.231 |
Aston Inn Mataram | Rp 465.392 |
Favehotel Langko Mataram | Rp 306.883 |
Lombok Raya Hotel | Rp 530.145 |
Lombok Astoria Hotel | Rp 628.957 |
Prime Park Hotel & Convention | Rp 630.000 |
Destinasi Lainnya di Sekitar
Bagi wisatawan yang berkunjung ke destinasi ini pun, dapat sekaligus menikmati keindahan wisata lainnya disekitarnya.
- Taman Narmada
- Taman Sangkareang
- Taman Udayana
- Islamic Center Mataram
- Kota Tua Ampenan
- Pantai Ampenan
- Pantai Loang Baloq
Itulah ulasan lengkap mengenai destinasi wisata yang bersejarah di Kota Mataram, Taman Mayura Lombok. Semoga dengan adanya informasi ini dapat membantu Anda sebelum berkunjung. Segeralah persiapkan diri Anda bersama teman atau pun keluarga untuk datang berlibur.
Jika menyukai ulasan ini jangan lupa untuk membagikan kepada teman atau pun keluarga Anda. Kunjungi situs Your Trip untuk informasi destinasi lainnya yang juga tak kalah menarik.