Ringkasan
Lokasi :
Desa Maria, Kecamatan Wawo, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat.
Jam Buka :
24 Jam.
Tiket Masuk :
Rp. 10.000 per orang.
Peta ke Lokasi:
Daftar Isi
Cagar budaya menjadi warisan dari nenek moyang kita yang masih di lestarikan sampai saat ini dan menjadi salah satu bukti keberadaan mereka bahwa benar adanya. Salah satunya yang ada di Kabupaten Bima adalah Uma Lengge Bima.
Uma Lengge Bima kini menjadi tempat budaya yang juga dijadikan sebagai objek wisata. Uma Lengge Bima ini merupakan bangunan tradisional Suku Mbojo yang ada di Bima dan sudah ada sejak ratusan bahkan ribuan tahun lalu.
Rumah tradisional Suku Mbojo ini pada masanya dijadikan sebagai rumah tempat tinggal masyarakat dan sebagiannya lagi dijadikan sebagai lumbung padi untuk menyimpan stok makanan pokok mereka.
Suku Mbojo yang berada di Pulau Sumbawa bagian Timur ini mendapatkan pengaruh dari budaya masyarakat Bugis-Makassar dari Sulawesi dan juga budaya Jawa di masa Majapahit pada abad ke-14 Masehi sehinnga menghasilkan kemiripan budaya yang dimiliki.
Arti dari Uma Lengge
Uma Lengge sendiri diambil dari bahasa asli Bima yaitu Uma berarti “Rumah” dan Lengge memiliki arti “alas” yang diletakkan di atas kepala saat orang hendak menjunjung barang, dan fisolosikan seperti menopang bangunan utama dengan bentuk “tinggi dan mengerucut”. Sehingga Uma Lengge Bima ini diartikan sebagai rumah dengan bangunan atapnya yang tinggi dan mengerucut.
Keunikan Uma Lengge Bima
Arsitektur Bangunan yang Unik
Uma Lengge Bima ini memiliki arsitektur bangunan yang cukup unik. Bagunan tradisional ini berdiri dengan bentuk atap yang runcing atau mengerucut. Rumah ini memiliki penopang atapnya yang runcing berasal dari bahan kayu dengan ukuran 40×40 cm sebanyak empat buah.
Bangunan ini hanya terdiri dari kayu dan bambu serta ilalang pada bagian atap dan dindingnya. Untuk pondasi bangunan terdiri dari empat tiang yang berada di atas sebuah batu tumpuan.
Tiang atau dalam bahasa Bima yaitu Ri’i Uma memiliki bentuk huruf A. Setiap Ri’i diberi Wole atau semacam pasak untuk mengunci tiangnya. Ukuran fondasi biasanya bervariasi, tergantung besar tiang penyangga bangunan, pada pemasangan fondasi, langsung di atas permukaan tanah.
Bangunan rumah tradisional ini merupakan rumah panggung yang cukup sulit untuk dinaiki keatas kecuali menggunakan tangga.
Satu hal yang menarik lagi dari bangunan ini adalah hewan seperti tikus tidak dapat naik dan memasuki rumah karena terhalang oleh batu pondasi yang katanya telah didoakan oleh para sando (Dukun).
Arsitektur bangunan rumah tradisional ini sepertinya telah dirancang agar menjadi bangunan tahan terhadap gempa, angin kencang dan juga banjir.
Tradisi Menyimpan Hasil Panen
Masyarakat desa setempat memiliki tradisi tersendiri terhadap bangunan Uma Lengge ini. Biasanya masyarakat mengadakan sebuah tradisi upacara yang dinamakan dengan Ampa Fare.
Ampa Fare ini merupakan sebuah tradisi untuk melakukan syukuran setelah musim panen telah usai. Tradisi Ampa Fare ini telah dilakukan sejak abad kedelapan hingga sekarang.
Upacara tradisi Ampa Fare ini dilakukan dengan menaikkan bersama-sama hasil panen ke dalam Uma Lengge.
Tradisi Ampa Fare ini juga dijadikan juga sebagai tradisi penyelamat masyarakat setempat dari bencara kelaparan. Hal tersebut dikarenakan sawah-sawah yang ada disekitar desa memiliki tipe sebagai sawah tadah hujan, sehingga para petani setempat hanya dapat panen sekali dalam setahun.
Bangunan dengan Penuh Filosofi
Uma Lengge Bima memiliki filosofi sendiri dalam tradisinya. Bangunan ini memiliki fungsi dan dijadikan budaya menyimpang pangan atau makanan pokok di dalam lumbung, namun masyarakat tidak dibolehkan untuk mengambil pangan dari lumbung ini lebih dari dua kali dalam seminggu.
Hal tersebut ditujukan agar lumbung pangan tersebut tidak sampai kosong, dan tanpa disadari hal tersebut memiliki filosofi agar masyarakat yang hidup disana terhindar dari sifat serakah terhadap sesuatu.
Mpa’a Ntumbu Tuta
Di desa tempat Uma Lengge ini berada terdapat salah satu keunikan lainnya yang bisa menjadi daya tarik bagi wisatawan yaitu Mpa’a Ntumbu Tuta atau biasa disebut ntumbu saja.
Tradisi Mpa’a Ntumbu Tuta sendiri merupakan salah satu tradisi suku Mbojo yang menampilkan atraksi adu kepala antara dua pria dewasa layaknya adu domba. Tradisi ini sudah ada sejak ratusan tahun lalu pada masa Kesultanan Bima.
Dalam tradisi ini akan dipilih dua orang dewasa yang akan saling membenturkan kepala mereka secara bergantian. Satu orang dalam posisi bertahan dan satunya menyerang. Tradisi ini biasa dimeriahkan oleh tabuhan gendang dan silu atau alat musik dari daun lontar.
Para peserta atraksi ini akan benar-benar membenturkan kepalanya bahkan sampai terdengar suara keras. Namun, peserta tidak kesakitan dan tidak ada pertumpahan darah karena sebelumnya sudah dilakukan ritual oleh tetua adat sehingga memberikan efek kebal.
Aktivitas yang Dapat di Lakukan
Bagi wisatawan yang datang berkunjung ke destinasi bersejarah Uma Lengge Wawo ini, terdapat beberapa aktivitas yang menarik dan dapat dilakukan diantaranya:
- Belajar mengenai sejarah bersama tetua desa
- Berkelilingi melihat detail Uma Lengge
- Berswafoto ria
- Melihat tradisi masyarakat disekitar Uma Lengge
- Mengabadikan momen seperti prawedding atau photoshoot
Lokasi Uma Lengge Bima
Uma Lengge berada di Desa Maria, Kecamatan Wawo, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat.
Keberadaan Uma Lengge ini telah menjadi cagar budaya di Kabupaten Bima yang memiliki sebuah nilai sejarah dan keunikan yang tinggi bagi industri pariwisata.
Di Desa Maria sendiri tercatat memiliki hampir 100 Uma Lengge yang terus dilestarikan.
Transportasi ke Uma Lengge
Untuk berkunjung ke Uma Lengge, wisatawan hanya dapat menggunakan kendaraan pribadi seperti motor atau mobil dikarenakan tidak ada angkutan umum ke arah tempat ini.
Jika tidak memiliki kendaraan, kalian dapat menyewa kendaraan di sekitar tempat tinggal kalian atau di daerah Kota Bima.
Rute Menuju Uma Lengge Wawo
Jarak tempuh rute dari Kota Bima menuju Uma Lengge Bima adalah 20 KM dan dapat ditempuh selama 1 Jam perjalanan. Waktu tempuh ini kembali pada kecepatan kendaraan dan waktu istirahat selama perjalanan.
Berikut merupakan rute dari Kota Bima menuju Uma Lengge Bima :
Kota Bima – Jalan Sultan Hasannuddin – Jalan Gajah Mada – Raba – Panatoi – Jalan Ir Sutami – Jalan Lintas Bima Sape – Wawo – Desa Maria – Uma Lengge
Bagi wisatawan yang merasa kebingungan jangan malu untuk bertanya kepada masyarakat sekitar untuk petunjuk arahnya.
Bagi wisatawan yang berangkat dari selain Kota Bima dan ingin datang ke situs bersejarah ini dapat mengikuti rute yang tersedia di Aplikasi Google Maps berikut :
Jam Buka Uma Wawo
Destinasi wisata Uma Lengge dibuka selama 24 Jam di setiap harinya.
Destinasi ini tidak memiliki hari libur, tidak ada penjagaan yang resmi untuk wisatawan datang ke destinasi ini. Semua wisatawan bisa datang sesuka hati ke tempat yang satu ini. Namun biasanya untuk kunjungan wisata hanya sampai pukul 18.00 WITA
Harga Tiket Masuk Uma Lengge
Harga tiket masuk ke destinasi Uma Lengge ini adalah Rp. 10.000 per orang.
Harga tiket masuk yang ditawarkan untuk sebuah situs bersejarah ini cukuplah murah dan juga biasanya bagi wisatawan yang datang berombongan akan mendapatkan potongan harga spesial.
Harga yang tertera di tulisan ini berlaku saat tulisan ini dibuat dan dapat berubah sewaktu-waktu.
Fasilitas yang Tersedia
Di lokasi destinasi ini telah memiliki fasilitas yang cukup memadai. Berkat perhatian pemerintah setempat dan juga masyarakat yang terus melestarikan tempat ini sebagai sebuah objek wisata sehingga meningkatkan rasa kenyamanan wisatawan yang berkunjung.
Berikut merupakan fasilitas yang tersedia:
- Area parkir
- Warung makanan & minuman
- Gazebo
- Toilet
- Mushola
- Spot foto
Destinasi Lainnya di Sekitar
Bagi wisatawan yang suka mengunjungi destinasi wisata, terdapat juga beberapa tempat liburan yang ada di Kabupaten Bima yang juga dapat dikunjungi.
Begitulah ulasan lengkap mengenai destinasi bersejarah Uma Lengge yang ada di Kabupaten Bima. Semoga ulasan ini bisa membatu wisatawan yang akan segera berkunjung ke tampat ini.